Audit Teknologi Sistem Informasi (COBIT4)
Audit Teknologi Sistem Informasi
Dosen : Qomariyah
COBIT (Control Objective for Information and Related Technology)
Pendahuluan
Beberapa hasil lokakarya dan diskusi mengisyaratkan
betapa pentingnya perubahan sistem sebagai pendukung pembelajaran dan
komunikasi ilmiah menuju sebuah organisasi riset bertaraf internasional.
Perubahan tersebut di satu sisi membawa dampak positif sebagai peluang bagi
sebuah universitas untuk berkompetetif.
Namun di sisi lain, satu hal yang perlu disadari adalah usaha menerapkan
teknologi informasi semaksimal mungkin berarti harus mengubah pola pikir staf
dan para perusahaan yang biasanya punya rasa kekhawatiran yang cukup signifikan
terhadap dampak perubahan tersebut. Mengubah pola pikir merupakan hal yang
teramat sulit dilakukan, karena pada dasarnya “people do not like to change”. Kalau saat ini seorang kepala
perusahaan dan/atau para pengambil keputusan sudah memiliki komitmen khusus
untuk merencanakan pengembangan sistem informasi perusahaan terintegrasi,
bagaimana dengan para staf dan pegawainya? Karena penerapan teknologi informasi
(TI) ini memerlukan biaya yang cukup besar dan disertai risiko kegagalan yang
tidak kecil, maka TI harus dikelola selayaknya aset perusahaan lainnya.
Penerapan TI di perusahaan akan dapat dilakukan dengan baik apabila ditunjang
dengan suatu tata kelola TI (IT
Governance) dari mulai perencanaan sampai implementasinya, dan pengelolaan
TI yang akan diterapkan harus mengacu pada standar yang sudah mendapatkan
pengakuan secara luas.
Identifikasi
Masalah
Tata Kelola TI yang diharapkan mendapat dukungan dari stakeholder, memberikan pengembangan dan
implementasi sistem on budget, on schedule dengan kualitas yang tinggi,
meningkatkan efisiensi, produktivitas dan efektivitas, serta menjamin
kerahasiaan, kelengkapan, dan ketersediaan informasi. Namun tata kelola TI
dapat memiliki beberapa masalah yaitu dimana TI hanya menjadi concern dari tim teknikal karena tidak
memperoleh perhatian dari pimpinan puncak, kerugian finansial, rusaknya
reputasi proyek overbudget/overtime/underspec, penurunan efektivitas karena buruknya kualitas keluaran sistem
TI, dan buruknya kualitas dukungan yang ditandai oleh sistem yang belum terintegrasi,
aplikasi-aplikasi stand alone,
buruknya kualitas sistem, tingginya keluhan user
mengenai kinerja sistem TI, rendahnya kepedulian terhadap aspek kerahasiaan
informasi, rendahnya tingkat ketersediaan informasi, tidak adanya kebijakan dan
prosedur tata kelola TI secara utuh.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup tata kelola TI sangat luas dan COBIT
merupakan kombinasi dari prinsip-prinsip yang telah ditanamkan dan dikenal
sebagai acuan model (seperti: COSO), dan disejajarkan dengan TI balanced scorecard. Secara komplitnya
paket produk COBIT terdiri dari keluarga produk-produk COBIT, yaitu: executive summary, framework, control objectives,
audit guidelines, implementation tool set, serta management guidelines, yang sangat
berguna atau dibutuhkan oleh auditor, para pengguna TI, dan para manajer.
Kontrol internal mencakup policy,
struktur organisasi, praktik dan prosedur yang menjadi tanggung jawab manajemen
perusahaan. Adapun ruang lingkup dalam penulisan tata kelola TI dengan COBIT
ini adalah: membantu menganalisis dan menjaga profitabilitas pada lingkungan
perubahan teknologi yang bergantung pada seberapa baik pengaturan kontrol yang
dilakukan serta bisa digambarkan sebagai kebijakan kendali TI secara jelas,
bersih, dan praktik yang baik.
Tujuan dan
Manfaat
Dalam kerangka tata
kelola perusahaan (corporate governance),
tata kelola TI menjadi semakin utama dan merupakan bagian tidak terpisahkan
terhadap kesuksesan penerapan tata kelola perusahaan secara menyeluruh. Tata kelola TI memastikan adanya pengukuran
yang efisien dan efektif terhadap peningkatan proses bisnis perusahaan melalui
struktur yang menghubungkan proses-proses TI, sumberdaya TI dan informasi ke arah
dan tujuan strategis perusahaan.
Lebih jauh lagi, tata kelola TI memadukan dan melembagakan
best practices dari proses
perencanaan, pengelolaan, penerapan, pelaksanaan dan pendukung, serta
pengawasan kinerja TI, untuk memastikan informasi perusahaan dan teknologi yang
terkait lainnya benar-benar menjadi pendukung bagi pencapaian sasaran
perusahaan. Dengan keterpaduan tersebut, diharapkan perusahaan mampu
mendayagunakan informasi yang dimilikinya sehingga dapat mengoptimumkan segala
sumber daya dan proses bisnis mereka untuk menjadi lebih kompetitif.
Dengan adanya tata kelola TI, proses bisnis perusahaan
akan menjadi jauh lebih transparan, dapat dipertanggungjawabkan, serta
akuntabilitas tiap fungsi atau individu semakin jelas. Tata kelola TI bukan
hanya penting bagi teknis TI saja, direksi dan bahkan komisaris, yang tanggung
jawabnya terhadap investasi dan pengelolaan risiko perusahaan, adalah pihak
utama yang harus memastikan bahwa perusahaannya memiliki tata kelola TI. Dengan
demikian keuntungan optimum investasi TI tercapai dan sekaligus memastikan
semua potensi risiko investasi TI telah diantisipasi dan dapat terkendali
dengan baik. Menurut COBIT, keputusan bisnis yang baik harus didasarkan pada pengetahuan
yang berasal dari informasi yang relevan, komprehensif, dan tepat waktu.
Informasi seperti itu dihasilkan oleh sistem informasi yang memenuhi 7
kriteria: efektivitas, efisiensi, kerahasiaan, keterpaduan, ketersediaan, kesesuaian
terhadap rencana atau aturan, dan keakuratan informasi yang dihasilkan. Kunci
utamanya adalah untuk mengelola bisnis yang menguntungkan pada kondisi lingkungan
yang berubah pesat.
Adapun tujuan dari COBIT ini sendiri adalah :
Ø Diharapkan dapat membantu menemukan berbagai kebutuhan
manajemen yang berkaitan dengan TI,
Ø Agar dapat mengoptimalkan investasi TI,
Ø Menyediakan ukuran atau kriteria ketika terjadi
penyelewengan atau penyimpangan. Adapun manfaat jika tujuan tersebut tercapai
adalah :
v Dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan,
v Dapat mendukung pencapaian tujuan bisnis, dan
v Dapat meminimalisasikan adanya tindak kecurangan/ fraud
yangmerugikan perusahaan yang bersangkutan.
PEMBAHASAN
Definisi COBIT
COBIT (Control
Objectives for Information and related Technology) adalah suatu panduan
standar praktek manajemen teknologi informasi dan sekumpulan dokumentasi best practices untuk tata kelola TI yang
dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna untuk menjembatani pemisah (gap) antara risiko bisnis, kebutuhan pengendalian,
dan permasalahan-permasalahan teknis.
COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI), yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control
Association (ISACA). COBIT memberikan arahan (guidelines) yang berorientasi pada bisnis, dan karena itu business process owners dan manajer,
termasuk juga auditor dan pengguna, diharapkan dapat memanfaatkan arahan ini
dengan sebaik-baiknya.
Menurut Campbell, COBIT merupakan suatu cara untuk
menerapkan tata kelola TI. COBIT berupa kerangka kerja yang harus digunakan
oleh suatu organisasi bersamaan dengan sumber daya lainnya untuk membentuk
suatu standar yang umum berupa panduan pada lingkungan yang lebih spesifik.
Secara terstruktur, COBIT terdiri dari seperangkat control objectives untuk bidang Teknologi Informasi, dirancang
untuk memudahkan tahapan-tahapan audit bagi auditor.
Sejarah
Perkembangan COBIT
COBIT muncul pertama kali pada tahun 1996 yaitu COBIT
versi 1 yang menekankan pada bidang audit, COBIT versi 2 pada tahun 1998 yang
menekankan pada tahap pengendalian, COBIT versi 3 pada tahun 2000 yang
berorientasi kepada manajemen, COBIT versi 4 pada bulan Desember 2005 dan versi
4.1 pada bulan Mei 2007 lebih mengarah pada tata kelola TI, dan terakhir COBIT
versi 5 pada bulan Juni 2012 yang menekankan tata kelola TI pada perusahaan
(Gambar 2.1).
Gambar
2.1. Sejarah Perkembangan COBIT
Kerangka Kerja
COBIT
Kerangka kerja COBIT terdiri dari tujuan pengendalian
tingkat tinggi dan struktur klasifikasi secara keseluruhan, yang pada dasarnya
terdiri tiga tingkat usaha tata kelola TI yang menyangkut manajemen sumber daya
TI. Yaitu dari bawah, kegiatan tugas (Activities
and Tasks) merupakan kegiatan yang dilakukan secara terpisah yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang dapat diukur. Dan selanjutnya kumpulan Activity and Tasks dikelompokkan ke dalam
proses TI. Proses-proses TI yang memiliki permasalahan tata kelola TI yang sama
akan dikelompokkan ke dalam domain. Maka konsep kerangka kerja dapat dilihat
dari tiga sudut pandang, meliputi : Information
Criteria, IT Resources, IT Processes, seperti terlihat pada
gambar dibawah ini :
Gambar 2.2. Kubus COBIT (ITGI
: 2007)
Lingkup kriteria informasi (Information Criteria) yang menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
Ø Effectiveness: Menitikberatkan pada sejauh mana efektivitas informasi
dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.
Ø Efficiency: Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi
terhadap informasi yang diproses oleh sistem.
Ø Confidentiality: Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi
secara hierarkis.
Ø Integrity: Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam
sistem informasi.
Ø Availability: Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam
sistem informasi.
Ø Compliance: Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam
sistem informasi.
Ø Reliability: Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem
informasi dalam pengelolaan data/informasi.
Fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi
informasi dalam COBIT adalah pada:
Ø Applications (Aplikasi)
Ø Information (Informasi)
Ø Infrastructure (Infrastruktur)
Ø People (Manusia/Pengguna)
Domain 4: Monitor and Evaluate (ME)
– Pemantauan dan Evaluasi
Domain ini menitikberatkan pada proses pengawasan
pengelolaan TI pada organisasi seluruh kendali-kendali yang diterapkan setiap
proses TI harus diawasi dan dinilai kelayakannya secara berkala. Domain ini
fokus pada masalah kendali-kendali yang diterapkan dalam organisasi,
pemeriksaan internal dan eksternal. Dimana domain ME terdiri dari 4 control objectives, meliputi :
Ø ME1 : Monitor and evaluate IT performance
(Memantau dan mengevaluasi kinerja TI)
Ø ME2 : Monitor and evaluate internal control
(Memantau dan mengevaluasi kendali internal)
Ø ME3 : Ensure regulatory compliance (Memastikan
kepatuhan/kesesuaian terhadap aturan)
Ø ME4 : Provide IT Governance (Menyediakan tata
kelola TI)
Kelebihan COBIT
Ø Efektif dan Efisien
Berhubungan dengan informasi yang relevan dan berkenaan dengan
proses bisnis, dan sebaik mungkin informasi dikirim tepat waktu, benar, konsisten,
dan berguna.
Ø Rahasia
Proteksi terhadap informasi yang sensitif dari akses yang
tidak bertanggung jawab.
Ø Integritas
Berhubungan dengan ketepatan dan kelengkapan dari sebuah
informasi.
Ø Ketersediaan
Berhubungan dengan tersedianya informasi ketika
dibutuhkan oleh proses bisnis sekarang dan masa depan.
Ø Kepatuhan Nyata
Berhubungan dengan penyediaan informasi yang sesuai untuk
manajemen.
Kekurangan COBIT:
Ø COBIT hanya memberikan panduan kendali dan tidak
memberikan panduan implementasi operasional.
Dalam memenuhi kebutuhan COBIT dalam lingkungan operasional, maka perlu
diadopsi berbagai framework tata
kelola operasional seperti ITIL (The
Information Technology Infrastructure Library) yang merupakan sebuah
kerangka pengelolaan layanan TI yang terbagi ke dalam proses dan fungsi.
Ø Kerumitan penerapan. Apakah semua control objective dan detailed
control objective harus diadopsi, ataukah hanya sebagian saja? Bagaimana
memilihnya?
Ø COBIT hanya berfokus pada kendali dan pengukuran.
Ø COBIT kurang dalam memberikan panduan keamanan namun
memberikan wawasan umum atas proses TI pada organisasi daripada ITIL misalnya.
Perbedaan
beberapa framework:
ITIL (The Information
Technology Infrastructure Library)
Dikembangkan oleh Pemerintah Inggris Raya, ITIL merupakan
sekumpulan best practices untuk
proses manajemen implementasi TI. ITIL menjelaskan proses-proses yang perlu
diterapkan untuk menjalankan dan mendukung layanan TI yang berfokus pada
bisnis.
COBIT (Control
Objectives for Information and related Technology)
Menggabungkan sekumpulan control objectives yang diakui secara internasional dan digunakan
oleh manajer TI dan bisnis sehari-hari. COBIT menyajikan tata kelola TI dan
indikator kunci yang bertujuan dalam pengembangan proses. Sekilas COBIT seakan
tumpang tindih dengan ITIL, namun sejarah COBIT memang dipengaruhi oleh
masalah-masalah dalam dunia asuransi. Merger
dan akuisisi, penggabungan proses, alih daya, dan audit adalah area utama framework COBIT.
ISO (International
Organization for Standardization)
Standar Internasional dari International Organization for Standardization / International
Electrotechnical Commission (ISO/IEC) bertujuan meningkatkan kinerja
organisasi dan praktiknya seputar keamanan informasi. ISO mendefinisikan
pendekatan umum atas manajemen keamanan yang menyangkut tanggung jawab dan
organisasi yang bertanggung jawab atas keamanan dan kebijakannya, klasifikasi
aset penting, dan manajemen risiko. ISO paling baik digunakan jika sertifikasi
keamanan dan definisi menyeluruh atas proses keamanan baik logikal maupun fisik
dibutuhkan dan peraturan dasar dari keamanan ditentukan.
KESIMPULAN
COBIT mengatur masalah tujuan yang harus dicapai oleh
sebuah organisasi dalam memberikan layanan TI, sedangkan ITIL merupakan best practice cara-cara pengelolaan TI untuk
mencapai tujuan organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa COBIT dan ITIL
merupakan dua pendekatan dalam tata kelola TI dan tata kelola layanan teknologi
informasi yang saling melengkapi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa COBIT merupakan sebuah
model tata kelola TI yang memberikan sebuah arahan yang lengkap mulai dari sistem
mutu, perencanaan, manajemen proyek, keamanan, pengembangan dan pengelolaan
layanan. Arahan dari COBIT kemudian didetailkan kembali oleh beberapa model framework sesuai dengan perkembangan
keilmuan.
Contoh Kasus :
AUDIT
SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 PADA DOMAIN MONITOR AND
EVALUATE (ME) (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG)
Definisi Monitoring
Merupakan penilaian yang berkesinambungan yang bertujuan untuk menyediakan
semua informasi rinci kepada stakeholder dengan cepat pada kemajuan atau
penundaan dinilai dari kegiatan yang sedang berlangsung. Itu adalah tahap
pengawasan pelaksanaan kegiatan tersebut. Tujuannya adalah untuk menentukan
jika output, pengiriman, dan jadwal yang direncanakan telah dicapai sehingga
tindakan dapat diambil untuk memperbaiki kekurangan secepat mungkin.
Denifinisi Evaluation
Merupakan pemeriksaan yang sistematis dan objektif tentang relevansi,
efektivitas, efisiensi dan dampak dari kegiatan dalam tujuan tertentu. Ide
dalam mengevaluasi proyek adalah untuk mengisolasi kesalahan tidak akan
mengulangi dan untuk menggaris bawahi dan mempromosikan mekanisme sukses untuk
proyek-proyek saat ini dan masa depan.
Monitoring and Evaluation
Domain ini berfokus pada kendali-kendali yang diterapkan dalam organisasi,
pemeriksaan intern, dan ekstern dan jaminan independent dari proses pemeriksaan
yang dilakukan. Berikut ini high-level dari domain ini
sbb:
Pengukuran Tingkat Kematangan/Maturity Model
Kuesioner ini merupakan metode pengumpulan data dengan tujuan untuk
mengukur tingkat kematangan sistem informasi yang dikelola oleh Pusat Teknologi
Informasi Universitas Widyatama, dengan menggunakan metode perhitungan scoring yang
menjadi modul dari maturity model yaitu dengan formula:
Dengan formula tersebut akan menentukan nilai skala, dimana nilai skala
adalah tingkatan ataupun level kematangan sistem informasi dimulai dari level
0-proses tidak ada sampai pada level 5-Dioptimalisasi, dengan penentuan
rangking pengukuran responden sbb:
Table ringkasan hasil perhitungan kuesioner
audit sistem informasi
Contoh perhitungan index
Hasil perhitungan audit SI ME-1
hasil
perhitungan audit ME-2
Hasil
Perhitungan Audit ME-3
Hasil
Perhitungan Audit ME-4
Berikut merupakan gambar pemetaan posisi layanan sistem informasi yang
disediakan oleh PTI dengan metode perhitungan Maturity Model.
Dari hasil perhitungan dan pemetaan seperti gambar di atas dapat dilihat
bahwa rata-rata pengadaan dan implementasi layanan sistem informasi adalah 3
diimana nilai rata-rata tersebut berada di level 3 pada model maturity COBIT.
http://widiastuti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/51932/%5EAKS+-+Pertemuan+13+-+Cobit5.pdf (Diakses tanggal 6 November 2018, 21.00 WIB)
https://www.slideshare.net/fananifaiz/cobit-pertamina#btnNext (Diakses tanggal 6 November 2018, 21.14 WIB)
https://id.scribd.com/document/352959954/TUGAS-MATA-KULIAH-AUDIT-DAN-EVALUASI-TEK-pdf (Diakses tanggal 6 November 2018, 21.38 WIB)
http://arumsasi21.blogspot.com/2017/10/kasus-pada-cobit.html (Diakses tanggal 7 November 2018, 15.23 WIB)
Analisis :
Pada sebuah kasus dapat
disimpulkan yaitu terutama COBIT diartikan sebagai pemandu standarnya pada sebuah
manajemen tekonologi informasi dan sekumpulan dokumentasi agar tata kelola TI
dapat dibantu oleh auditor, sehingga pada analisisnya yaitu dengan Domain MONITOR
dan EVALUATE (ME). Dapat diarikan terlebih dahulu bahwa monitoring adalah intinya untuk menyediakan semua kelompok atau
sebuah perkumpulan dengan cepat. Evaluation itu sendiri adalah sebagai pemeriksa
dari kesalahan agar tidal mengulanginya lagi. Untuk itu monitoring &
evaluation berfokus pada kendali yang ada didalam organisasi, memeriksa secara
internal maupun eksternal dan proses pemeriksaan secara menyeluruh.
Kemudian tercakup dari
semuanya, yaitu pada tabel pertanyaan ME1 membahas bagaimana tentang peniliain,
tampilan Website widyatama, tanggapan tentang WIFI, segi kelengkapan kampus pada
berskala 1 ternyata banyak mahasiswa yang berpendapat dari beberapa pertanyaan yang
ada, skala yang dilakukan yaitu 1 – 5, sehingga pada nilai grade perhitungan
pada sebuah pertanyaan tertampil dan tertotal dari skala tersebut. Dari sekala
beberapa skala pada ME1 ini mahasiswa lebih menanggapi atau merespon adanya tanggapan
masalah pada wifi dikampus tersebut. Pada segi kelengkapan juga mahasiswa banyak
yang menanggapi masalah tersebut. Lalu pada ME2 membahas pertanyaan tentang
proses kerja, mendapatkan jumlah responden yang cukup besar dari sebelumnya.
Dapat disimpulkan dari
salah satu ME1 ini adalah dibuatnya sistem pertanyaan ini pada Metode dan Evaluation
adalah untuk mengetahui masalah masalah serta keluhan yang ada dikampus tersebut,
salah satunya pada masalah wifi, sehingga admin dapat mengetahui apa yang diinginkan
oleh mahasiswa tersebut. Dan sebuah metode ini bertujuan agar mengetahui proses
AUDIT pada setiap ME yang ada dikampus Widyatama bandung beserta dengan skala
serta formulanya.
berikut dibawah ini penjelasan secara singkat :
ME – 1 Monitoring and Evaluate IT Performance
Dalam
menentukan kelayakan IT untuk memenuhi kebutuhan bisnis, maka PTI
memerlukan pendekatan yang jelas dan terstruktur. Dalam hasil responden
diatas hal yang perlu dievaluasi adalah terkait wifi kampus dan yang
dirasa masih kurang memuaskan.
ME – 2 Monitor and Evaluate Internal Control
Kemampuan
pihak internal untuk melakukan pengawasan IT sudah cukup baik, dan
terdapat dokumentasi pada setiap laporan terkait IT dan proses
maintenance. Ditinjau dari segi efektivitas dan efisien terkait kontrol
internal IT juga sudah cukup baik.
ME – 3 Ensure Regulatory Compliance With External Requirements
Ketaatan
pada setiap kontrak kerjasama yang sedang berlangsung atau akan
berlangsung sangat penting untuk meningkatkan proses bisnis institusi.
Dalam contoh kasus diatas ketaatan atau regulasi terhadap instusi
mendapatkan tanggapan yang cukup baik dari para responden.
ME – 4 Provide IT Goverance
Ketersediaan
layanan IT yang layak bagi user sangat penting untuk bisa mencapai
strategi institusi. Institusi telah menyediakan layanan IT yang sudah
cukup mumpuni dan kesesuaian strategi organisasi terhadap perencanaan
sudah cukup memuaskan.
Komentar
Posting Komentar