TUGAS MAKALAH ISD TENTANG "Dampak Sosial Tawuran Antar Wilayah RT/RW di Jakarta"
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nyalah
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Individu, Keluarga dan Masyarakat". Tugas makalah ini dibuat
guna untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar pada
Fakultas ilmu komputer dan teknologi informasi Universitas Gunadarma.
Dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan dalam berbagai sudut pandang, mohon kritikan dan saran yang membangun agar pembuatan makala untuk
kedepannya bisa lebih baik lagi.
Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Jakarta,05 oktober 2015
Alfan fikri kurnia
DAFTAR ISI
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1Latar belakang……………………………………………………………1
1.2Tujuan penulisan…………………………………………………………2
1.3Sasaran…………………………………………………………………...2
BAB
II. PERMASALAHAN
2.1 Pengertian tawuran………………………………………………………3
2.1.1 Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran……………….3
2.2 contoh kasus tawuran antar warga……………………………………….4
2.3 Analisis tawuran menggunakan SWOT…………………………………5
BAB
III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1Kesimpulan dan
saran…………………………………………………...6
3.2Rekomendasi …………………………………………………………….7
3.3 Referensi………………………………………………………………...7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tawuran antar pelajar selalu menjadi
agenda perbincangan setiap tahunnya, masalah ini bukan perkara baru, dan jangan
dianggap perkara yang remeh. Padahal kalau kita kaji masalah tawuran antar
wilayah akan membawa dampak panjang, bukan hanya bagi warga yang terlibat,
namun juga untuk keluarga serta lingkungan masyarakat di sekitarnya
Kata tawuran mungkin sudah
tidak aneh lagi di telinga para pelajar di Indonesia , memang agak miris
pelajar yang harusnya belajar ini malah tawuran , tawuran sudah menjadi suatu
budaya yang harus dilestarikan menurut mereka baik itu pelajar SMA/SMK/STM atau
juga dikalangan pelajar SMP.
Banyaknya
tawuran antar pelajar di kota – kota besar di Indonesia merupakan fenomena yang
menarik untuk dibahas dan di cari jalan keluarnya untuk mengatasi masalah
tawuran antar pelajar. Perkelahian yang dilakukan oleh sesama pelajar ini
sangat merugikan banyak pihak selain para pelajar itu sendiri dan untuk mencari
jalan penyelesaian terbaik dalam menekan permasalah ini agar tidak
terus-menerus berlangsung dalam kehidupan para pelajar dan tidak berdampak
buruk pada masa depan mereka.
Tawuran antara wilayah saat
ini sudah menjadi masalah yang sangat mengganggu ketertiban dan keamanan
lingkungan di sekitarnya. Saat ini, tawuran antar wilayah tidak hanya terjadi
di lingkungan atau sekitar wilayah itu saja, namun terjadi di jalan-jalan umum,
tak jarang terjadi pengrusakan fasilitas publik. Penyimpangan ini menyebabkan
pihak terutama masyarakat yang melihat pasti dibuat bingung dan takut bagaimana
untuk melerainya, sampai akhirnya melibatkan pihak kepolisian.
Hal ini tampak beralasan
karena senjata yang biasa dibawa oleh warga yang dipakai pada saat tawuran
bukan senjata biasa. Bukan lagi mengandalkan keterampilan tangan, tinju satu
lawan satu. Sekarang, tawuran sudah menggunakan alat bantu, seperti benda yang
ada di sekeliling (batu dan kayu) mereka juga memakai senjata tajam layaknya film
action di layar lebar dengan senjata yang bisa merenggut nyawa seseorang.
Contohnya, samurai, besi bergerigi yang sengaja dipasang di sabuk, pisau, besi.
1
1.2
Tujuan Penulisan
- Memahami dan menyadari penyebab terjadinya tawuran
- Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha penanggulangannya.
- Menyadari dan memahami dampak yang terjadi akibat tawuran
- Mengajak ke jalan yang lebih baik bahwa tawuran itu tidak baik
1.3
Sasaran
- Pelajar
Para pelajar harus memahami bahwa masa depan yang cerah ada
di tangan kita sendiri. Jika kita ingin menjadi orang yang sukses.
- Orang tua
Para pelajar yang sering melakukan tindakan asusila biasanya
karena pelajar yang sering menghadapi konflik di keluarganya. Seperti , kurang
perhatian dari kedua orang tuanya, sikap orang tua yang selalu menyelesaikan
masalah dengan tindakan kekerasan menyebabkan pola pikir anak menjadi tidak
baik. Sehingga anak melampiaskannya kepada orang lain dan selalu menyelesaikan
masalah dengan emosi atau tindakan yang kasar.
- Pemerintah
Pemerintah seharusnya memberikan ketegasan dalam masalah
hukum untuk para pelajar yang melakukan tindakan tawuran. Memberikan hukuman
yang sesuai dengan apa yang sudah mereka lakukan supaya mereka merasa jera dan
tidak mengulangi perbuatannya lagi.
- Pihak Kepolisian
Kepolisian harus selalu mengawasi di setiap sekolah yang
rawan terjadi tawuran. Jangan sampai harus terjatuh korban terlebih dahulu,
baru polisi muncul dan bertugas menyelesaikan kasus tersebut.
- Guru atau Pihak Sekolah
Pihak sekolah beserta guru – guru harus memberikan tekhnik
pengajaran yang kreatif, yang membuat siswa merasa nyaman di lingkungan
sekolah. Menghapus tindakan kekerasan guru terhadap murid yang terjadi di
sekolah. Selalu memberikan reward untuk siswa – siswi yang berprestasi. Mengadakan
kegiatan yang lebih bermanfaat di waktu senggang setelah sekolah
2
BAB
II
PERMASALAHAN
2.1.
Pengertian Tawuran
Tawuran atau Tubir adalah
istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota
besar sebagai perkelahiaan atau tindakan kekerasan yang di lakukan oleh
sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sebab tawuran ada beragam, mulai dari
hal sepele sampai hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok. Tawuran
paling banyak diartikan sebagai perkelahian massal antara dua kubu siswa suatu
sekolah. Misalnya tawuran antar sma melawan sma lain yang sering diakibatkan
oleh hal-hal sepele, mulai dari saling mengejek, samapai dengan perebutan
seorang siswi yang berbeda sekolah sma. Maka dengan fakta seperti itu, tawuran
sulit dihindarkan.
Tawuran
merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh
sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Merupakan perilaku
agresi dari seorang individu ataukelompok.Agresi itu sendiri diartikan sebagai
suatu carauntuk melawan dengan sangatkuat,menyerang,membunuh atau menghukum
oranglain,dengan kata lain agresi secara singkat
didefinisikansebagai tindakan yang dimaksudkan untuk melukaiorang lain atau
merusak milik orang lain.
2.1.1
Faktor – faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Tawuran
Tawuran tidak terjadi dengan
sendirinya. Setiap tawuran yang terjadi selalu ada factor atau modus
dibelakangnya. Factor yang mempengaruhi terjadinya tawuran berasal dari
individu / kelompok yg berarti merupaka factor internal da nada juga factor
dari luar yaitu factor eksternalnya.
- Faktor internal
Ketidakmampuan/kurang mampunya beradaptasi dengan lingkungan
sosial yang kompleks menimbulkan tekanan pada setiap orang. Terutama pada
remaja yang mentalnya masih labil dan masih dalam pencarian jati diri dan
tujuan hidup. Kekompleksan seperti keberagaman budaya, kemampuan ekonomi dan
pandangan tidak bisa diterima sehingga dilampiaskan lewat kekerasan.
Saat tidak mampu beradaptasi, rasa putus asa, menyalahkan
orang lain dan memilih cara instan untuk memecahkan persoalan membuat rasa
frustasi semakin mengendalikan emosi pelajar yang labil. Ketidakpekaan terhadap
perasaan sesamanya mengakibatkan pelajar tega menganiaya hingga membunuh
sesamanya. Sebenarnya, dalam diri mereka butuh pengakuan
3
- Faktor keluarga
Jika keluarga tidak bahagia, bahkan ada kekerasan dalam
rumah tangga akan berdampak pada mental psikologis anak. Secara tidak langsung,
remaja akan meniru pola yang ia lihat di dalam keluarganya. Anak yang terlalu
dilindungi orangtuanya (dimanja) juga akan sama saja. Saat bergabung dalam
kelompok sosialnya di sekolah, ia akan menyerahkan diri secara total tanpa
memiliki kepribadian dan prinsip yang kuat.
Penyesuaian emosional yang kurang memadai ditambah dengan
kelompok sosial yang tidak benar semakin memungkinkan terjadinya tawuran antar
pelajar.
- Faktor lingkungan pendidikan
Bagi para pelajar, kebosanan di dalam ruang belajar mengajar
seperti tindak belajar mengajar yang monoton, tidak mengijinkan siswa untuk
bertindak kreatif, terlalu mengekang dan otoriter juga menjadi pengaruh.
Sebagian besar hidup remaja juga dihabiskan di sekolah, tempat ia belajar
sekaligus mengekspresikan dirinya. Tak heran jika sekolah sering disebut
sebagai rumah kedua.
Siswa yang bosan akan memilih untuk bersenang-senang di luar
sekolah. Guru sekolah dinilai sebagai pihak otoriter yang gemar menghukum
siswanya ketimbang mendidik dalam arti yang sebenarnya.
- Faktor lingkungan
Faktor ini jauh lebih luas daripada lingkungan rumah remaja.
Lingkungan ini juga berbicara sekolah, media televisi, media cetak dan
ketidakpuasan atas negara atau fasilitas negara. Jika diruntut dari faktor
lingkungan, media-media dan teladan pemerintah juga menjadi sorotan atas
tawuran pelajar.
Rasa solidaritas yang diberikan remaja, seringkali berada di
jalur yang salah. Sebaiknya perlu ditekankan ulang akan pentingnya
mengendalikan rasa solidaritas dengan akal pikiran sehat dan jiwa toleransi
antar manusia yang tinggi. Solidaritas tidak selalu ikut-ikutan dalam hal
buruk.
2.2 Contoh Kasus Tawuran Antar Warga
Tawuran antar-kelompok pelajar yang memakan korban
jiwa terjadi siang ini di Jalan Minangkabau Kelurahan Menteng Atas, Kecamatan
Setiabudi, Jakarta Selatan. Menurut keterangan saksi mata, tawuran yang terjadi
di dekat Restoran Toba Tabo tersebut melibatkan pelajar Warga Matraman. Seorang saksi mata, kejadian yang bermula dengan saling melempar
batu saat kedua belah pihak bertemu, pada hari Rabu tanggal 26 september
2014 sekitar jam 13.00. Warga yang melarikan diri ke arah Manggarai. Kemudian Warga dikejar warga laiinya dari situ genteng . Dimana
salah satu anggota warga matraman tertinggal
dari kelompoknya, kemudian terkena senjata tajam berupa celurit dari salah warga situ genteng.
4
Kemudiaan korban langsung terjatuh di tengah jalan
menuju arah Tebet-Pancoran, dengan keadaan luka yang cukup parah di bagian
rusuk dan pinggangnya, ia pun meninggal sebelum dilarikan ke RS Cipto
Mangunkusumo yang berada di Jakarta Pusat.
Dengan saksi mata lainnya, menuturkan korban yang
sering di panggil dengan nama panggilan Yadut. Bernama
lengkap sebagai Deny Yanuar berumur 17 tahun, seorang warga yang bertempat
tinggal di Jalan Manggis I RT 04 dan RW 05 NO 2, Manggarai Selatan. Ia juga
tercatat di sekolahnya sebagai warga asli
daerah tersebut.
2.3
Analisis Tawuran Menggunakan SWOT
Analisis permasalahan Dampak
Sosial Tawuran Antar Wilayah RT/RW di Jakarta dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari
aspek :
- Kekuatan (Strenght)
Point-point yang dianggap sebagai nilai positif dari apa
yang akan mereka lakukan. Berikut point-pointnya.
- Merasa jantan dan terkesan hebat
- Membela “Nama Baik” wilayahnya supaya tidak dilecehkan oleh wilayah lain atau membela teman untuk membalaskan dendamnya
- Keberadaan atau eksistensi dirinya maupun nama wilayah akan diakui kehebatannya.
- Menguasai wilayah yang menjadi tempat tinggalnya
- Dengan adanya persenjataan seperti pisau,gir,bambu,batu membuat wilayahnya lebih kuat.
- Semakin banyaknya anggota, semakin kuatnya daersah yang dikuasai.
- Kelemahan (Weakness)
Pada point ini lebih kepada keberadaan atau eksistensi
sebelumnya dari warga di wilayah itu sendiri. Berikut analisisnya.
- Dianggap sebagai pengecut dan tidak dianggap.
- Masalah sepele yang tidak diselesaikan dengan baik – baik.
- Mereka menganggap kesendirian adalah suatu kelemahan, sehingga bergabung menjadi satu dalam suatu geng atau kelompok akan menjadi kuat.
- Pemikian para pelajar yang masih cenderung emosial atau belum labil.
- Kurangnya perhatian dari orang tua, serta lingkungan sekitar.
5
- Peluang (Opportunity)
- Kurangnya perhatian dari orangtua, dan guru terhadap mereka.
- Kurangnya komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua ataupun orang dewasa disekitar mereka.
- Kurangnya pengawasan dari pihak RT/RW setempat untuk memantau kegiatan para warganya.
- Ketidakdisiplinan atau ketidaktegasan pihak RT/RW setempat dalam memberi sanksi kepada para warga yang bermasalah.
- Kurangnya kegiatan-kegiatan positif di dalam maupun di luar lingkungan.
- Tantangan/Hambatan (Threats)
Ancaman yang akan mereka terima apabila mereka melakukan
tawuran . Berikut penjelasannya.
- Di tangkap polisi / dipenjarakan.
- Di keluarkan dari sekolah atau di beri sanksi bagi pelajar
- Senjata dari lawan yang dapat melukai diri para warga dan orang lain.
- Kehilangan nyawa
BAB
III
KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI
3.1 kesimpulan dan saran
Tawuran antar
pelajar berdamapak negatif bagi beberapa pihak terutama bagi para pelajar itu
sendiri, tawuran yang dilakukan oleh para pelajar merupakan alasan mereka terhadap
faktor internal dan eksternal di sekitar kehidupan mereka yang kurang baik dan
sangat mempengaruhi. Terlebih lagi dengan masa pertumbuhan yang masih
memerlukan informasi dan pengetahuan mengenai kehidupan sosial masyarakat.
Memahami dan menyadari penyebab terjadinya tawuran
dikarenakan banyak factor yang mempengaruhinya. Factor-faktor tersebut
merupakan faktor internal yang diakibatkan dari kurangnya pendidikan dan emosi
yang masih belum bias terkontrol. Faktor eksternal terdapat dari orang tua,
lingkungan, sekolah yakni sama kurangnya kesadaran dari itu semua dan kurangnya
pendekatan secara moral.
6
Manusia merupakan makhluk sosial, sehingga sebagai manusia
harus saling membantu terutama hal yang positif. Mengingatkan orang lain dan
peka terhadap hal-hal yang terjadi pada lingkungan sekitar sehingga dapat
mencari solusi untuk mencegahnya.
Dampak yang terjadi akibat tawuran harus dapat disadari.
Dampak tersebut sangat besar pengaruhnya dan sangat buruk bukan hanya materi,
tetapi moral juga. Pereratlah persatuan dan kesatuan dan ciptakanlah perdamaian
untuk hidup yang aman dan nyaman.
3.2
Rekomendasi
Keberadaan dirinya maupun nama wilayah akan diakui
kehebatannya dapat dilakukan tanpa harus melakukan tawuran, bisa saja
dikembangkan dalam suatu kompetisi yang lebih positif dan sportif.
Mereka menganggap kesendirian adalah suatu kelemahan,
sehingga bergabung menjadi satu dalam suatu geng atau kelompok akan menjadi
kuat dalam melakukan kegiatan yang positif. Seperti sebuah komunitas yang dapat
membantu mengembangkan bakat dan kreativitasnya.
Orang tua sebagai sosok yang paling dekat dapat memberikan
arahan yang diperlukan sehingga komunikasi berjalan baik antara anak dengan orang
tua. Kesenjangan dalam keluarga dapat terhindar jika komunikasi positif selalu
dibiasakan di dalam rumah.
Nyawa itu sangat berharga dan setiap manusia diberi
kesempatan hidup sekali di bumi ini, makan janganlah memperlakukan nyawa itu
sebagai barang yang murah.
3.3
REFERENSI
http://dhermawan1991.blogspot.co.id/2014/11/makalah-1-dampak-sosial-tawuran-antar.html
7
Komentar
Posting Komentar