MAKALAH PAEDOFIL

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Individu, Keluarga dan Masyarakat". Tugas makalah ini dibuat guna untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar pada Fakultas ilmu komputer dan teknologi informasi Universitas Gunadarma.    
Dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan dalam berbagai sudut pandang, mohon kritikan dan saran  yang membangun agar pembuatan makala untuk kedepannya bisa lebih baik lagi.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.








               
Jakarta,09 november  2015


Alfan fikri kurnia



DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1Latar belakang……………………………………………………………1
1.2Tujuan penulisan…………………………………………………………1
1.3Sasaran…………………………………………………………………...2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ……………………………………………………………….3
2.2 Penyebab perilaku menyimpang………………………..……………..4-5
2.3 Bentuk-bentuk perilaku menyimpang…………………………………...5
2.4 Sifat-sifat perilaku menyimpang………………………………………...6
2.5 Contoh-contoh perilaku menyimpang…………………………………6-7
2.6 Penyimpangan seksual………………………………………………...7-9
2.7 Analisis SWOT………………………………………………………….9
BAB III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1Kesimpulan  dan saran………………………………………………….10
3.2Rekomendasi ……………………………………………………….10-11
3.3 Referensi……………………………………………………………….11




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Setiap hari banyak media massa menyajikan berbagai macam berita, berita tersebut antara lain: tentang berbagai aktivitas manusia yang oleh masyarakat di anggap sebagai penyimpangan terhadap nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Merupakan ukuran bagi menyimpang atau tidaknya suatu tindakan.
Perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang  merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua orang mengalami behaviour disorder. Seseorang  mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya. 
1.2  Tujuan penulisan
Atas banyaknya penyimpangan yang ada di masyarakat terutama di kalangan remaja maka di dalam makalah ini saya mencoba mendeskripsikan tentang perilaku menyimpang yang banyak terjadi di kalangan remaja. Mulai dari
definisi perilaku menyimpang itu sendiri, bentuk-bentuk, sipat-sipat, contoh-contoh dan faktor peneyebab, dan akibat-akibat yang di timbulkan.
Perilaku yang tidak sesuai dengan norma, supaya mereka menyadari apa yang di perbuat olehnya itu adalah salah dan untuk memperjelas konsekuensi dari perbuatan mereka.

1.3  Sasaran
1.      Pelajar
Bagi para pelajar harus memahami bahwa masa depan ada ditangan kita sendiri.

2.      Orang tua
Kurangnya perhatian terhadap anak, sehingga anak semakin lama mungkin semakin lama akan kehilangan pengawasan, kemudian anak semakin lepas dari lindungan orang tua.

3.      Pemerintah
Pemerintah seharusnya lebih melakukan ketegasan yang maksimal terhadap pelaku. Memberikan hukuman sesuai aturan, memberikan mereka jera.

4.      Masyarakat
Masyarakat harusnya lebih memerhatikaan penduduknya, dalam arti setiap pihak berwenang seperti rt/rw atau petugas lainnya harus memerhatikan setiap dalam warga yang tinggal didalam daerah tersebut.









BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian
Di masyarakat manapun di dunia, akan selalu ada PERILAKU MENYIMPANG. Secara sederhana Perilaku Menyimpang diartikan sebagai bentuk perilaku sosial (sekelompok orang) yang tidak sesuai norma-norma yang berlaku di masyarakat, sering dikaitkan dengan istilah-istilah negatif.
Menurut kajian sosiologis perlaku menyimpang bukan sesuatu yang melekat pada bentuk perilaku tertentu, melainkan di beri ciri penyimpangan melalui definisi sosial. Penyimpangan itu sendiri di artikan sebagai perbuatan yang mengabaikan norma yang terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang tidak memenuhi patokan-patokan yang berlaku di dalam masyarakat. Selain itu ada juga definisi dari para tokoh sosiologi seperti halnya definisi dari Robert M.Z. Lawang mendefinisikan perilaku menyimpang sebagai semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu system sosial.
Pedofilia  adalah paraphilia yang melibatkan ketertarikan abnormal terhadap anak-anak. Paraphilia sendiri berarti gangguan yang dicirikan oleh dorongan seksual yang intens berulang, serta fantasi seksual yang umumnya melibatkan: objek bukan manusia; penderitaan atau penghinaan terhadap diri sendiri atau pasangan; atau hewan dan anak-anak. Pedofilia juga merupakan gangguan psikoseksual, yang mana fantasi atau tindakan seksual dengan anak-anak prapubertas merupakan cara yang untuk mencapai gairah dan kepuasan seksual. Perilaku ini mungkin diarahkan terhadap anak-anak berjenis kelamin sama atau berbeda dengan pelaku. Beberapa pedofil tertarik pada anak laki-laki maupun perempuan. Sebagian pedofil ada yang hanya tertarik pada anak-anak, tapi ada pula yang juga tertarik dengan orang dewasa dan anak-anak


2.2  Penyebab Perilaku menyimpang
Penyimpangan terjadi akibat proses sosialisasi yang kurang sempurna. Hal ini terjadi karena ketidaksepadanan pesan-pesan yang di sampaikan oleh masing-masing agen sosialisasi, seperti pihak-pihak yang menjadi perantara dalam proses sosialisasi) antara lain keluarga, teman bermain, sekolah dan media massa, adakalanya pesan-pesan agen sosialissi yang disampaikan tidak sepadan dan saling bertentangan satu sama lain.
1.           Lembaga keluarga:
keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan pertama.
Kehidupan kelurga yang kering, terpecah-pecah (broken home), dan tidak harmonis akan menyebabkan anak tidak kerasan tinggal di rumah. Anak tidak merasa aman dan tidak mengalami perkembangan emosional yang seimbang. Akibatnya, anak mencari bentuk ketentraman di luar keluarga, misalnya gabung dalam group gang, kelompok preman dan lain-lain. Banyak keluarga yang tak mau tahu dengan perkembangan anak-anaknya dan menyerahkan seluruh proses pendidikan anak kepada sekolah. Kiranya keliru jika ada pendapat yang mengatakan bahwa tercukupnya kebutuhan-kebutuhan materiil menjadi jaminan berlangsungnya perkembangan kepribadian yang optimal bagi para remaja.
2.           Lembaga Sekolah
bagaimana lembaga pendidikan di sekolah dalam memberikan bobot yang proposional antara perkembangan kognisi, afeksi, dan psikomotor anak.
Akhir-akhir ini banyak dirasakan beban tuntutan sekolah yang terlampau berat kepada para peserta didik. Siswa tidak hanya belajar di sekolah, tetapi juga dipaksa oleh orangtua untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan mengikuti les tambahan di luar sekolah. Faktor kelelahan, kemampuan fisik dan kemampuan inteligensi yang terbatas pada seorang anak sering tidak diperhitungkan oleh orangtua. Akibatnya, anak-anak menjadi kecapaian dan over acting, dan mengalami pelampiasan kegembiraan yang berlebihan pada saat
mereka selesai menghadapi suasana yang menegangkan dan menekan dalam kehidupan di sekolah.
3.        Media Massa
bagaimana pengaruh tayangan media massa baik media cetak maupun elektronik yang acapkali menonjolkan unsur kekerasan dan diwarnai oleh berbagai kebrutalan?
Pengaruh-pengaruh tersebut maka munculah kelompok-kelompok remaja, gang-gang yang berpakaian serem dan bertingkah laku menakutkan yang hampir pasti membuat masyarakat prihatin dan ngeri terhadap tindakan-tindakan mereka. Para remaja tidak dipersatukan oleh suatu identitas yang ideal. Mereka hanya himpunan anak-anak remaja atau pemuda-pemudi, yang malahan memperjuangkan sesuatu yang tidak berharga (hura-hura), kelompok yang hanya mengisi kekosongan emosional tanpa tujuan jelas.

2.3 Bentuk-Bentuk Perilaku menyimpang
Para ahli sosiologi membagi perilaku menyimpang ke dalam beberapa bentuk. Seperti halnya Lemert:
1.      Penyimpangan Primer ( Prymary Deviaton), yaitu perbuatan yang di lakukan seseorang namun sang pelaku masih dapat di terima secara sosial. Adpun cirri dari penyimpangan ini adalah sifatnya sementara, tidak berulang, dan dapat di tolerir masyarakat. Adapun contoh dari penyimpangan primer adalah
2.      Penyimpangan Sekunder (secondary Deviaton), yaitu perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai perbuatan atau perilaku menyimpang.



2.4  Sifat-sifat perilaku menyimpang
Perilaku tidak selamanya buruk perilaku menyimpang ada yanag bersifat negative dan positip.
·         Penyimpangan Positip yang di lakukan, seseorang yang positip atau berguna bagi system sosial.
·         Penyimpangan Negatif  Penyimpangan yang di lakukan seseorang yang mengarahkan kepada perbuatan-perbuatan yang di anggap rendah dan buruk di mata masyarakat.


2.5  Contoh-contoh Perilaku Menyimpang
·         Kejahatan
Tindakan  criminal atau kejahatan umumnya dilihat bertentangan dengan Norma hukum, norma sosial, dan norma agama yang berlaku di masyarakat.yang termasuk kedalam tindakan criminal adalah pencurian,penganiayaan, pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, dan perampokan. Tindakan  kejahatan ini biasanya menyebabkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat tubuh , bahkan kehilangan nyawa.
Namun ada ahli sosiologi yang membuat klasifikasi berbeda dengan klasifikasi yang dianut masyarakat atau penegak hukum.
1.      Kejahatan tanpa korban(crime without victim)
Kejahatan ini tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contoh:pembuatan berjudi, penyalah gunaan obat bius, mabuk-mabukan, hubungan seks yang tidak sah yang dilakukan secara sukarela orang-orang dewasa. Kejahatan jenis ini dapat mengorbankan oang lain apabila menyebabkan tindakan negative lebih lanjut misalnya, seseorang yang ingin berjudi tetapi  karena ia tidak memiliki uang lalu mencuri harta orang lain. Atau perilaku seksual yang menimbulkan HIV/AIDS dan menularkan pada orang lain.

2.      Kejahatan terorganisasi
Pelaku kejahatan merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukn berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hokum.
3.      Kejahatan kerah putih
Kejahatan ini di lakukan oleh orang terpandang atau orang yang berstatus tinggi dalam rangka pekerjaanya. Contoh: penghindaran pajak penggelapan uang perusahaan, atau pejabat negara yang korupsi.
4.      Kejahatan Korporat
Kejahatan ini merupakan kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikan keuntungan atau menekan kerugian. Contoh: Suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai dan sehingga terjadi pencemaran dilingkungan sekitar baik yang bersifat fisik, biologis maupun sosial semua ini mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.

2.6  Penyimpangan seksual
Hubugan seksual di Indonesia dianggap pelanggaran norma. Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak  lazim dilakukan. Beberapa jenis penyimpangan seksual antara lain perzinahan, lesbianisme dan homoseksual, kumpul kebo, sodomi, dll.
  • Perzinahan
Adalah hubungan seksual diluar nikah yang dilakukan oleh istri atau suami. Dapat pula dilakukan oleh pemuda atau duda dengan gadis atau janda diluar nikah.


  • Lesbianisme
Adalah hubungan seksual yang di lakukan oleh sesama wanita. Pada kalangan lesbian dorongan utamanya adalah adalah pada kasih sayang. Menurut penelitian di amerika lesbianisme terjadi di lembaga-lembaga pemasyarakatan , lesbianisme cenderung terjadi secara temporer, karena sama sekali tidak menyangkut perubahan peranan pada diri wanita yang  bersangkutan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa lesbianisme terjadi dalam konteks interpersonal.
  • Homoseksual
Hubungan seksual yang di lakukan oleh sesama lelaki. Hubungan homo seksual timbul karena dorongan kuat yang kadang-kadang menjadi ekses untuk mengadakan persamaan kedudukan dan peranan antara wanita dan pria  Mereka menderita konflik batiniah yang menyangkut identitas diri yang bertentangan dengan identitas sosial. Contohnya kasus Rian seorang gay yang tega memutilasi korban Homonya.
  • Kumpul Kebo
Hidup seperti suami istri tanpa nikah, hubungan seksual diluar pernikahan, dalam masyarakat indonesia di anggap sebaga pelanggaran norma. Di dalam agama islam disebut zinah dan harus mendapatkan hukuman berat.
  • Sodomi
Hubungan Seks melalui anus.
  • Pedofilia
Istilah yang sering sekali kita dengar. Orang dewasa, terutama pria, yang mencari kontak fisik dan seksual dengan anak-anak prapubertas yang tidak mau berhubungan dengan mereka.
Sekitar dua pertiga korban kelainan ini adalah anak-anak berusia 8 – 11 tahun. Kebanyakan paedofilia menjangkiti pria, namun ada pula kasus wanita berhubungan seks secara berulang dengan anak-anak. Kebanyakan kaum paedofil mengenali korbannya, misalnya saudara, tetangga, atau kenalan. Kaum paedofil dikategorikan dalam tiga golongan yakni di atas 50 tahun, 20-an hingga 30 tahun, dan para remaja. Seremnya lagi, sebagian besar mereka adalah para heteroseksual dan kebanyakan sudah menjadi ayah. 

2.7 Analisis SWOT paedofil
A.     Kekuatan ( strength)
A.    Memuaskan rasa keinginannya ketika sedang melakukan aksinya
B.     Dengan mendapat korban pertama, dia akan melakukannya lagi sampai ia puas.
C.     Dengan cerdiknya, ia bisa berpura – pura manis didepan para anak-anak agar aksinya berjalan.
D.    Dengan hawa nafsunya, rasa ketagihannya akaan terus menerus bertumbuh di fikirannya.
B.     Kelemahan (weakness)
A.    Susahnya membujuk ketika ia akan melakukan hal tersebut.
B.     Sangat kecil kemungkinan mencari tempat sepi agar para paedofil bisa lakukan aksinya.
C.     Bisa dilihat dari ciri-ciri para paedofilnya
D.    Setelah melakukan hasratnya, dia tidak tau apa yang akan dilakukan pada korbannya.
C.     Peluang (opportunity)
A.    Pelariannya dianggap suatu keselamatan dirinya
B.     Aksinya kemungkinan akan berhasil
C.     Kepuasan dirinya atas perbuatan yang dilakukan.
D.    Membaca karakter korban tersebut yang akan ia lakukan hasratnya.
D.    Tantangan/hambatan (threats)
A.    Ditangkap polisi / dipenjarakan
B.     Dipukuli masyarakat yang merasa tidak senang dengan perilakunya.
C.     Rasa hasratnya tidak bisa disembunyikan/ditahan
D.    Merasa tiap harinya menjadi sebuah beban yang tidak bisa dilupakan.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1 KESIMPULAN
Masyarakat memiliki nilai dan norma sosial yang megatur perilaku anggotanya.  anggota masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang terjadi bukan seorang gagal berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku, tapi juga karena ia memilih perilaku yang standarnya berbeda dengan standar nilai dan norma sosial yang berlaku.
Nilai-nilai dan norma didalam masyarakat merupakan ukuran bagi yang menyimpang atau tidaknya suatu tindakan. Artinya suatu tindakan yang pantas dan dapat diterima dalam situasi dan daerah tertentu, bisa saja patut diterapkan dalam suasana dan daerah lain.

     3.2 REKOMENDASI
A.     Dengan cara seperti itu dia bisa lakukan aksinya dengan berhasil, dan memuaskan hasratnya, dengan cara inipun yang dilakukan para paedofil, semakin mudahnya aksinya yang ia lakukan. Karena dari para paaedofil ini telah mencoba, bahwa cara ini merupakan suatu sumber kekuatannya.
B.     Susahnya mencari tempat menjadi suatu kelemahan bagi para paedofil ini, dimulai mencari korbannyaa, ia pun harus memerhatikaan lingkungan daerah disekitarnya apakah aman atau tidak aksinya akan berjalan.menjadi sebuah kelemahan jika hawa nafsunya belum maksimal ia putuskan.
C.     Kemunginan melarikan diri merupakan peluang baginya, ketika memang suatu keadaan sudah mendesak, para paedofil kemungkinan ia bisa menyelamatkan dirinya, entah dengan usaha apa yang ia lakukan, yang pasti ia akan melarikan diri dan akan menutup identitas dirinya.
D.    Jika memang para paedofil ini sudah tertangkap, polisi akan menghukum berat para pelaku ini, karena perbuatan ini akan membuat batin orang merasa tidak nyaman, korban akan merasakaan sakitnya, dan akan selalu teringat.

SARAN
·         Sebaiknya Orang tua lebih bersifat aktip dalam mengawasi anak-anaknya. Peran keluarga dan masyarakat dalam andil menjaga dan menerapkan nilai-nilai sosial yang diharapkan.
·         memberikan kesempatan untuk mengadakan dialog untuk menyiapkan jalan bagi tindakan bersama.

3.3 REFERENSI
Samuel, Hanneman. 1997. Sosiologi 1, Jakarta: PT Balai Pustaka.
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kun Maryati. Juju Suryawati.2004 Sosiologi SMA, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Koetjaraningrat. 1990. Manusia dan Kebudayaan, Jakarta: Djambatan.
Burhan, bungui.2003. Pornomedia, Jakarta: Prenada Media.

Komentar

Postingan Populer