CINTA SESAMA MANUSIA
Perempuanku
Suasana kelas 12 ipa 1 begitu
ramai maklumlah hari ini hari pertama masuk sekolah di kelas 12 ini.
Siswa-siswi sibuk memilih teman sebangku mereka plus bangku yang letaknya
paling strategis untuk belajar sekaligus bermain. Aku ketua kelas di kelas ini,
namaku Alfin cowok super ganteng rangking 2 sesekolah. Dapet kelas ini berkah
banget buatku, gimana enggak di hadapanku sekarang duduk cewek paling cantik di
mataku alias pacarku. Namanya kusuma, tinggi badan 155 cm.
sekarang sedang berorasi di
hadapanku tentang betapa bahagianya dia sekelas denganku. Aku hanya tersenyum
saja menanggapinya padahal dalam hati aku berjingkrak-jingkrak bahagia tapi
mengingat imageku yang cool gak mungkinlah aku jingkrak-jingkrak di depan umum.
Di kelas ini harus ku akui banyak cewek-cewek cantik tapi di mataku kusuma
masih primadonanya sampai mataku melihat ke arah pintu dan menangkap sosoknya.
sari berdiri kikuk di depan pintu, tapi meskipun dia berdiri seperti itu orang
memandangnya seperti model yang sedang berpose termasuk aku. sari cewek nomor
satu di sekolah selain kepintarannya juga kecantikannya, wajahnya putih
bersinar bak model iklan ponds, tubuhnya tinggi semampai bak model propesional
dengan tinggi 168 cm.
Cewek dan cowok menyambutnya
dengan ramah tapi dia hanya tersenyum kikuk. sari teman sekelasku selama 3
tahun waktu di SMP dan ini kali pertama kami akan sekelas di SMA. Di balik kesempurnaan
sari, sebenarnya dia orang yang sulit bergaul, dia selalu menjadi pusat
perhatian jadi dia tak pernah memiliki teman yang benar-benar dekat dengannya.
Sari juga cantik kalau tidak bicara karena suaranya benar-benar tak seindah
rupanya, suaranya pales banget dan jika dia mengeraskan suaranya dia terdengar
seperti orang yang menangis, jangan tanyakan bagaimana suaranya ketika
bernyanyi karena semua orang lebih pasti langsung tutup kuping. Aku terlarut
dengan ingatan tentang sari dan lupa akan Kusuma yang sudah manyun di
hadapanku.
“Semua cowok sama aja kalau
ngelihat yang cantik pasti deh pada ngiler,” omelnya.
Aku berbalik menatapnya dengan senyum memikatku. “Aku nggak gitu kok say, aku ngelihat dia bukan karena dia cantik tapi karena dia teman SMP-ku sekaligus saingan terberatku.” ucapku menjelaskan.
Aku berbalik menatapnya dengan senyum memikatku. “Aku nggak gitu kok say, aku ngelihat dia bukan karena dia cantik tapi karena dia teman SMP-ku sekaligus saingan terberatku.” ucapku menjelaskan.
Kusuma masih cemberut padaku,
aku mencubit pipinya gemas hingga dia meringis dan kembali memberikan senyum
manisnya padaku. Aku beruntung memiliki Kusuma meskipun dia sedikit manja dan
sangat pecemburu tapi dia hanya sebentar kalau marah dan dia akan langsung baik
sendiri selain itu dia sangat perhatian padaku. Perhatianku dari Kusuma kembali
teralih ketika melihat Sari duduk di bangku yang ada di sebelah bangku yang ku
tempati, dia terlihat manyun dan seorang cowok yang mungkin teman sekelasnya di
kelas sebelumnya terus membujuknya untuk sabar dan mencoba menyesuaikan diri di
tempat baru.
Tahun terakhir di SMA terasa
begitu cepat berlalu bagiku, entahlah karena begitu banyak kesibukan yang ku
jalani atau karena aku terlalu bahagia dengan hidupku hingga sekarang tinggal
menghitung hari menuju kelulusanku. Hubunganku dan Kusuma masih baik-baik saja
meskipun kita sering cekcok dan Sari dia jarang datang ke sekolah setelah semua
ujian selesai dari rumor yang aku dengar dia akan kuliah di Australia bareng
kakaknya yang udah lama menetap di sana. Mengenai hal itu , perasaanku tentu saja rasa cintaku
pada Kusuma tetap tidak akan padam, walaupun disisi lain aku masih suka pada Sari dan sulit untukku
lupakan.
Sepanjang perjalanan hingga
tempat tujuan aku terus memperhatikan kusuma (sosok perempuan yang hebat) yang
sedang bercengkerama dengan Agung, entahlah ada sedikit rasa sakit ketika
melihatnya tersenyum pada cowok lain seperti itu. Saat di taman bermain Sari dan
Agung tak pernah jauh, itu membuatku cukup uring-uringan dan puncaknya Kusuma
marah padaku karena aku ada bersamanya tapi hati dan pikiranku ada di tempat
lain. Kusuma marah besar dan neninggalkanku, kemudian dengan cepat kudekati
kembali Kusuma yang menghindar dariku secara tiba – tiba.
Setelah menyusul Kusuma yang
lari karena cemburu, barulah terjadi perdebatan yang sungguh keras antara kita,
sudah berbagai cara kurayu perempuanku agar bersatu seperti biasanya, tak lamaa
kemudian Kusuma secara tidak langsung Menangis didepanku dengan air mata yang
menundangku ingin menangis juga. Setelah menangis dia akhirnya bercerita
kepadaku, bahwa Aku tidak boleh berpaling dengannya, disaat itupun aku langsung memeluk Kusuma dan
Meminta maaf kepadanya dan melupakan sari (orang yang kusukai).
Dibalik semua cerita ini
akupun menyadari bahwa, kesetiaan pada suatu hubungan sangatlah dipertahankan,
jika terjadi sebuah perdebatan yang hebat, percayalah hanya kesetiaan yang
berpegang teguh menyatukan hubungan kembali. Dan pada akhirnya kami pun tetap
bersama dan kulupakan sari, kemudian sampai saat inipun aku dan kusuma menjalani
profesi masing – masing, yaitu aku melanjutkan kuliah kemudian dia sudah masuk
ke profesi kerja. Hingga saat kita selalu bersama menghapi hari demi hari.
The End
Komentar
Posting Komentar